SRIWIJAYADAILY.CO.ID – Komandan Korem 045/ Garuda Jaya Brigjen TNI M Jangkung Widyanto, S.I.P., M.Tr.(Han), mengikuti Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri tahun 2022, secara Virtual dari Makorem, Pangkalpinang, Babel. Selasa (01/03/2022).
Selain Danrem 045/Gaya, Rapim TNI-Polri tahun 2022 di Makorem 045/Gaya juga diikuti Wakapolda Babel Brigjen Pol Umar Dani, Kasrem Kolonel Inf Parluhutan Marpaung dan para Kasi Kasrem.
Rapim TNI-Polri Tahun 2022 yang berlangsung di Markas Besar TNI Cilangkap tersebut bertemakan “TNI-Polri Siap Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional dan Reformasi Struktural”, dihadiri Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua Mahkamah Agung Muhammad Syarifuddin, dan Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman, Menko Polhukam Mahfud MD dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
“Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dalam sambutannya yang di wakili KSAL Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, pada kesempatan pagi hari ini kami sangat bangga dan menghaturkan terimakasih kepada bapak Presiden Republik Indonesia yang telah bersedia hadir untuk memberikan pengarahan terkait Rapat Pimpinan TNI-Polri”.
Sedangkan Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo mengucapkan terimakasih kepada seluruh prajurit TNI-Polri yang telah senantiasa mendukung pembangunan nasional serta dalam pencegahan persebaran Covid-19.
“Saya mengucapkan apresiasi sebesar-besarnya atas pencapaian yang telah dilakukan termasuk dalam pencegahan persebaran Covid-19 serta persebaran vaksinasi” ujar Presiden RI Joko Widodo.
Tantangan kedepan tidak semakin mudah tapi penuh dengan ketidakpastian karena distruksi teknologi, reformasi industri ditambah Pandemi Covid-19 dan juga perang yang saat ini terjadi di Ukraina.
Dengan demikian ketidakpastian global, ketidakpastian negara didunia ini semakin meningkat, yang dulu tidak diperhitungkan muncul problem – problem yang di hadapi saat ini seperti kelangkaan kontainer, kelangkaan pangan, kenaikan inflasi dan kelangkaan energi muncul sehingga membawa dampak kenaikan hingga kepada produsen, ungkap Jokowi.
Ketidakpastian tersebut menimbulkan tantangan yang tidak mudah, oleh karena itu kerja makro tidak selesaikan masalah tetapi mikro juga harus dikerjakan. Oleh karena itu kita harus mentransformasi ekonomi kita yang 56 sampai 58% bertumpu pada konsumsi, kita rubah menjadi produksi.
Transformasi ekonomi yang dilakukan Presiden yaitu Hilirisasi Industri atau Industrialisasi, kemudian ekonomi hijau yang harus di bangun mulai saat ini dan digitalisasi tranformasi. Untuk TNI-Polri harus memiliki talent digitalisasi, harus jago Teknologi informasi karena kedepan akan bergelut dengan teknologi.
Presiden juga menyinggung tentang perpindahan ibu kota negara. “Perpindahan ibu kota sudah digagas oleh presiden sebelumnya yaitu Presiden Sukarno tahun 1957, namun karena ada pergolakan pada saat itu ditunda”, ungkapnya.
Kemudian Presiden Suharto pernah merencanakan perpindahan ke Jawa Barat tepatnya di Jonggol tetapi karena juga ada pergolakan tahun 1997/1998 maka tertunda, oleh karena itu kajian tersebut sudah lama dan kalau tidak dieksekusi sampai kapanpun tidak terjadi.
Menurut Presiden dasar perpindahan ibu kota negara adalah pemerataan Indonesia sentris agar tidak terjadi ketimpangan ekonomi, ketimpangan infrastruktur dan populasi karena 58% perputaran ekonomi ada di Jawa khususnya di Jakarta, kemudian populasi penduduk 56%persen juga ada di Jawa.
Terakhiur, Presiden Jokowi berpesan kepada TNI-Polri agar memberikan contoh kepada masyarakat umum tentang kedisiplinan, karena kedisiplinan TNI-Polri berbeda dengan masyarakat sipil, sehingga hal ini bisa membawa masyarakat kepada disiplin nasional.
“Dalam disiplin TNI-Polri tidak boleh diperdebatkan, dimulai dari hal-hal kecil, Tentara punya aturan sendiri sesuai ketentuan kitab UU Hukum Disiplin yang intinya Kesetiaan Tegak Lurus. imbuhnya. (Penrem 045/Garuda Jaya).