SRIWIJAYADAILY.CO.ID – Kolonel Inf Debok Sumantokoh, sosok Kajasdam II/Swj yang humoris ternyata tidak hanya gahar dalam pembinaan jasmani prajurit tapi juga figur yang inspiratif dalam hal penggalakan budi daya tanam endemik dan program KB yaitu menjadi Duta Vasektomi.
Hal itu disampaikan Kajasdam II/Swj Kolonel Inf Debok Sumatokoh ketika menerima kunjungan dan olahraga bersama anggota Pendam II/Swj pimpinan Kapendam II/Swj Kolonel Arh Saptarendra P, ST, MM , di Mako Jasdam II/Swj, Palembang, Jumat (23/02/2024).
Diungkapkan Debok, disela-sela kesibukannya dalam mengelola satuan yang dipimpinnya, dirinya juga sedang giat melakukan pembibitan berbagai tanaman endemik Indonesia.
“Seperti duren, alpukat, pala termasuk juga tanaman hidroponik, intinya yang memiliki manfaat dan nilai jual,” ujar Debok buka pembicaraan.
“Apalagi lahan di Jasdam cukup luas, yaitu 9 hektar dan kemarin juga jadi obyek penanaman pohon oleh Pangdam II/Swj,” imbuh Debok
Ketika disinggung tentang motivasi dia tentang Duta Vasektomi, Debok katakan bahwa yang dilakukanya untuk mendukung program KB dan kasihan terhadap kaum Ibu.
Untuk diketahui, Kolonel Debok Sumantokoh sejak 2007 diangkat sebagai duta Vasektomi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumsel.
“KB itu identik dengan perempuan, ini mengesankan perempuan itu sebagai objek, padahal ada metode lain yang hasilnya sama dalam hal pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk, yaitu vasektomi bagi suami, khususnya yang usia di atas 40 tahun,” terang lulusan Akmil 1993 itu.
“Kasihan, istri kita yang jadi obyek KB dari mulai pil, IUD, suntik ataupun lainnya yang berpengaruh terhadap kesehatannya.. Sekali-kali, sebagai suami, mengalah untuk kebaikan rumah tangga,” tambah dia.
Namun, lanjutnya, karena vasektomi itu belum familiar dan juga konotasi negatif maka dalam sosialisasi ini akan menjadi tantangan berat.
“Padahal yang dilakukan hanya mengikat saluran sperma sehingga cairan yang keluar tidak berkualitas lagi sehingga proses pembuahan akan gagal dengan sendirinya,” ujar dia.
Lanjut dikatakannya, untuk menarik minat kaum pria be-KB, pemerintah memberikan biaya pemulihan kesehatan pasca operasi vasektomi yaitu Rp 150.000.
Terkait proses operasinya, Debok sampaikan sangat sederhana sekali dan memakan waktu sekitar lima menit.
“Para peminat dapat melapor ke KUPTB tingkat kecamatan dan menjalani tes kesehatan serta membuat surat pernyataan bersedia di vasektomi,” kata mantan Kabintaljarahdam XIII/Merdeka itu.
“Dan yang penting, nggak pengaruh dengan kualitas hubungan nafkah batin istri,” pungkas dia sembari tersenyum.