Sriwijayadaily
Dalam mengawal bencana kegeologian, pemerintah melalui beberapa kementerian dan lembaga melakukan langkah-langkah strategis sebagai tanggung jawab terhadap keberlangsungan kegiatan masyarakat di daerah rawan bencana.
“Hasil kajian dalam bentuk peta kawasan rawan Bencana (KRB) gunung api, gempa bumi, tsunami, dan gerakan tanah langsung disampaikan ke pemerintah daerah dan otoritas-otoritas yang menggunakannya,” ujar Ego.
Selain itu, Kementerian ESDM terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat.
“Kerja sama bahu membahu antara pemerintah pusat, daerah, dan keterlibatan masyarakat serta stakeholders lain menjadi penting dalam mitigasi bencana geologi,” tambah Ego.
Masyarakat diimbau terus memantau melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang memantau secara realtime informasi seputar pergerakan aktivitas kegeologian di Indonesia.
Tak hanya itu, aplikasi tersebut juga menampilkan peta lokasi dan waktu kejadian, magnitudo, kedalaman, simbol mekanisme gempa bumi di sekitar lokasi gempa bumi, nama gunung api terdekat pusat gempa bumi dan sumber data.
“Aplikasi ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu cara identifikasi dan peringatan dini dalam manajemen kebencanaan,” imbuh Ego.
Peningkatan edukasi mitigasi bencana geologi kepada masyarakat dinilai memiliki peran penting dalam jangka panjang. “Masyarakat akan memahami untuk menjalankan aktivitas mereka sesuai prosedur yang berlaku,” tambah Ego.
Terkait modernisasi teknologi, sambung Ego, penanganan mitigasi bencana jauh akan lebih maksimal lantaran perangkat tersebut mampu memberikan informasi cepat dan akurat terhadap aktivitas kegeologian yang terjadi.
Kementerian ESDM akan mengambil langkah-langkah strategis terutama dalam pengalokasian anggaran untuk mengupayakan modernisasi peralatan kegeologian sebagai program prioritas.
“Ini terkait proteksi masyarakat di masa mendatang. Apalagi sebagian besar masyarakat kita tinggal di wilayah rawan bencana, ring of fire. Makanya, mitigasi bencana adalah hal yang paling penting,” kata Ego.
Guna melakukan modernisasi alat pantau, pembiayaan untuk melakukan mitigasi bencana pada 2022 perlu ditingkatkan. Total rencana anggaran Kementerian ESDM pada 2022 adalah sejumlah Rp5,8 triliun.
Anggaran tersebut utamanya untuk infrastruktur dalam rangka mendukung penyediaan energi bagi masyarakat seperti pembangunan jaringan gas kota, pembagian konverter kit elpiji untuk nelayan dan petani, penerangan jalan umum (PJU), revitalisasi infrastruktur energi baru terbarukan, alat penyalur daya listrik, bantuan pasang baru listrik, serta tahapan pembangunan pipa gas Cirebon-Semarang.