Pelaku Pemalsu Plat Dinas TNI Ditangkap Lestarikan Pesisir Pantai, Satgas Pam Puter Enggano Laksanakan Pembibitan Pohon Mangrove Nobar Siksa Kubur, Cara Unik Pangdam II/Swj Tingkatkan Keimanan Panglima TNI Pimpin Penyerahan Jabatan Pangkogabwilhan II dan Sertijab 3 Jabatan Strategis Mabes TNI TNI AD Aktif Bantu Pemerintah Amankan Stok Pangan Nasional

Home / Nasional / Warta TNI

Selasa, 13 Desember 2022 - 09:27 WIB

Pengamat Menilai Pemberian Pangkat Letkol Tituler Deddy Corbuzier Salah Kaprah

Khairul Fahmi, Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) (Foto: Dok. Istimewa)

Khairul Fahmi, Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) (Foto: Dok. Istimewa)

SRIWIJAYADAILY, Jakarta – Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai pemberian pangkat letnan kolonel (letkol) tituler kepada publik figur Deddy Corbuzier tidak tepat dan salah kaprah. Dia mempertanyakan kontribusi Deddy Corbuzier untuk TNI dan negara.

“Yang dimaksud dengan pangkat tituler adalah pangkat yang diberikan kepada warga negara yang sepadan dengan jabatan keprajuritan yang dipangkunya, serendah-rendahnya letnan dua. Setelah yang bersangkutan tidak lagi memangku jabatan keprajuritan, maka pangkat yang bersifat tituler dicabut. Itu bunyi penjelasan Pasal 5 ayat (2) PP 39/2010 tentang Administrasi Prajurit TNI,” kata Khairul kepada wartawan, Senin (12/12/2022).

Menurutnya, pemberian pangkat tituler memang diatur dalam undang-undang. Namun tak bisa diberikan begitu saja. “Pangkat tituler memang diatur. Tapi bukan berarti dapat diberikan dengan mudah,” sambung dia.

Khairul lalu mengungkap dua warga sipil yang mendapat pangkat tituler, yakni komponis Idris Sardi dan Sejarawan UI Profesor Nugroho Notosusanto. Alasan pemberian pangkat tituler pada keduanya karena kontribusinya pada TNI.

“Beberapa tahun lalu, almarhum Idris Sardi, seorang komponis besar Indonesia, mendapat pangkat tituler. Itu terkait dengan tugasnya memimpin dan membina Korps Musik TNI. Pangkat diberikan karena dia harus memimpin dan mengendalikan sejumlah prajurit,” ujarnya.

“Begitu pula pangkat Brigadir Jenderal Tituler yang diberikan pada Sejarawan UI, Profesor Nugroho Notosusanto. Pangkat diberikan karena beliau mendapat tugas memimpin Pusat Sejarah TNI dan menyusun sejarah nasional Indonesia merdeka. Hingga akhirnya menjadi Rektor UI serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,” lanjut Khairul.

Setelah tugas yang diemban selesai, lanjut Khairul, pangkat tituler copot secara otomatis dari kedua tokoh tersebut. “Jadi, hak dan kewenangan disesuaikan dengan pangkat yang diberikan. Ketika bertugas, hukum militer juga melekat. Setelah tugas yang diemban selesai, pangkat titulernya diakhiri dan status sipil pulih sepenuhnya,” terang dia.

Baca :  Komsos Dengan Appem Dan Tomas, Dandim 0417/Kerinci: Terimakasih, Pelaksanaan Pilpres Dan Pileg Aman Dan Lancar

Khairul kemudian mempertanyakan kontribusi Deddy Corbuzier, sehingga mendapatkan pangkat letkol tituler. Dia mendesak agar alasan diungkap dengan jelas.

“Merujuk pada ketentuan dan kisah di atas, muncul pertanyaan, Deddy Corbuzier mengemban tugas apa di lingkungan Kemhan-TNI yang sampai mengharuskan dia menyandang pangkat tituler?” ucapnya.

Dia menegaskan pemberian pangkat tituler tak bisa suka-suka. Apalagi diberikan dengan main-main.

“Ini harus jelas. Pangkat tituler bukan hal main-main atau bisa diberikan suka-suka. Kalau tidak, mengapa menteri atau pejabat Kementerian Pertahanan yang berasal dari sipil dan non ASN seperti para staf khusus menteri tidak mendapat pangkat tituler?” tanya Khairul.

“Apakah tidak cukup dengan status sebagai pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil atau sebagai profesional yang dipekerjakan oleh pemerintah, misalnya?” lanjutnya.

Khairul berpendapat pemberian pangkat pada Deddy membuat kesan pangkat tituler murahan. Menurutnya, pangkat tituler bukan hanya sekadar penghargaan, tapi ada konsekuensi dan tanggung jawab yang melekat terkait pemberian pangkat tersebut.

“Ini kesannya kok pangkat tituler jadi murah dan mudah diberikan. Padahal pangkat tituler bukan bentuk penghargaan. Ada konsekuensi peran dan tanggungjawab yang melekat pada pangkat itu,” ucapnya.

Lebih lanjut, Khairul meminta Kementerian Pertahanan (Kemhan) memberikan penjelasan ke publik terkait pemberian pangkat itu. Terutama penjelasan terkait tugas yang akan diberikan sehingga menilai Deddy layak mendapat pangkat itu.

Baca :  Danyon Armed 15/Cailendra Pimpin Upacara Tradisi Pelepasan Anggota Pindah Satuan Dan Sertijab Danrai

“Jadi bukannya tidak boleh diberikan. Kita hanya butuh penjelasan, apakah tugas yang diberikan pada Deddy Corbuzier memang membuatnya layak menyandang pangkat Letnan Kolonel Tituler? Atau bahkan apakah membuatnya layak dimiliterisasi?” ucapnya.

Menurutnya, pemberian pangkat tituler ke Deddy Corbuzier itu kurang tepat dan salah kaprah. Khairul mengatakan status Deddy Corbuzier sebagai duta komcad juga tidak bisa menjadikan dasar pemberian pangkat itu.

“Saya kira pemberian pangkat tituler itu justru kurang tepat. Kalau merujuk keterangan Kementerian Pertahanan, Deddy ditunjuk menjadi Duta Komcad dan melakukan kampanye promosi di media sosial, sebagaimana kompetensinya,” ucapnya.

“Menurut saya, pemberian pangkat itu justru bentuk distorsi dan salah kaprah. Komponen Cadangan adalah wujud peran serta warga negara dalam bela negara dan implementasi sistem pertahanan semesta,” lanjut Khairul.

Khairul menilai tak tepat jika Kemhan melakukan promosi penggalangan Komcad dengan memiliterisasi sosok Deddy Corbuzier.

“Promosi Komcad mestinya bukanlah kampanye militerisme, seperti ditunjukkan dengan ‘militerisasi’ seorang Deddy Corbuzier. Jadi, bagaimana tujuan bisa tercapai jika langkah awal pemerintah melalui Kementerian Pertahanan sudah keliru?” tambah Khairul.

Menurut Khairul, tidak ada kaitan antara status Deddy sebagai duta Komcad, dengan pemberian pangkat tituler. Menurutnya, Deddy hanya melakukan promosi terkait komcad, tidak ikut dalam kegiatan militer.

“Bahkan menurut saya, argumen Kemenhan cenderung mengada-ada. Tidak ada relevansi pengangkatan duta komcad dan tugasnya mempromosikan komcad di media sosial dengan pangkat tituler yang diberikan. Tanpa harus menyandang pangkat tituler, dia tetap bisa berperan optimal kok sebenarnya,” ucapnya.

Baca :  Koperasi Primkoppabri Kota Jambi Gelar RAT, Ini Pesan Ketua DPD Pepabri Propinsi Jambi

“Beda dengan waktu Idris Sardi dan Prof Nugroho Notosusanto atau sejumlah penerima pangkat tituler lainnya yang tugas dan posisinya jelas membutuhkan kapasitas untuk bisa memberi perintah, berkoordinasi dan mengendalikan para personel di bawah pimpinannya,” lanjut Khairul.

Sebelumnya, Prabowo memberikan pangkat Letnan Kolonel Tituler Angkatan Darat kepada Deddy. Prabowo mengatakan pangkat tersebut disahkan juga oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto(kiri) dan Deddy Corbuzier (kanan)/ FOTO : IST

Pangkat tituler adalah gelar kehormatan yang diperoleh tanpa menjalankan tugas jabatan sebagai yang tersebut pada gelarnya, demikian menurut ‘Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V’. Deddy menyampaikan ucapan terima kasih kepada TNI atas penghargaan pangkat yang diberikan kepadanya.

“Terima kasih untuk keluarga besar TNI dan Kemhan atas penghargaan dan kepercayaan tertinggi ini untuk saya. Ini juga artinya mengawali perjalanan baru bagi saya untuk mengemban tugas dan tanggung jawab pada NKRI secara bersih dan tidak memihak kecuali pada Pancasila,” ujarnya.

Deddy berharap ke depan bisa memberi gagasan untuk masyarakat dan bangsa. Dia menyampaikan pangkat letkol tituler juga pernah diberikan kepada almarhum Idris Sardi.

“Mudah-mudahan dengan hadirnya saya di keluarga besar TNI bisa lebih memberikan warna baru dan gagasan gagasan untuk rakyat, bangsa, dan negara. Juga sebagai Duta Komcad mampu membawa rakyat bersama membela bangsa. Pangkat Tituler sebelumnya pernah diberikan untuk almarhum Idris Sardi pada tahun 1996,” imbuhnya. (**)

Artikel ini telah tayang pada detiknews dengan judul, “Pangkat Letkol Tituler untuk Deddy Corbuzier Dinilai Salah Kaprah”

Share :

Baca Juga

Warta TNI

Danrem 173/PVB Pimpin Sertijab Dandim 1703/Deiyai

Warta TNI

Dimana Bumi Dipijak Disitu Langit Dijunjung Oleh Satgas TNI 328

Warta TNI

Kodam Cenderawasih Bersama Pemuda Kibarkan 1000 Bendera Dan Bakti Sosial Di Pantai Holtekamp

Warta TNI

Danrem 045/Gaya Bersama Forkopimda Babel Ikut Pertandingan Eksibisi Sepak Bola Turnamen Gubernur Cup

Warta TNI

Panglima TNI Hadiri Peringatan 1 Abad NU

Warta TNI

Dandim Jayawijaya Tinjau Langsung Kesiapan PSU Di 3 Distrik Kab. Yalimo

Warta TNI

Pabung Muaro Jambi Hadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Keselamatan Jelang Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah

Nasional

How to Have Sex on the Beach