Dandim 0304/Agam Pimpin Latihan Menembak TW I TA 2023 Kodim 0426 Tulang Bawang Kuatkan Semangat Gotong Royong di Bulan Suci Ramadhan Tingkatkan Minat Baca, Satgas Yonif 143/TWEJ Bagikan Buku Bacaan ke Siswa di Pedalaman Papua Peduli Masyarakat, Brigif 8/GC Bagikan Takjil Buka Puasa Danrem 042/Gapu Terima Peserta SSDN Program Dikreg Angkatan LXV Lemhannas 2023

Home / Nasional / Warta TNI

Selasa, 13 Desember 2022 - 09:27 WIB

Pengamat Menilai Pemberian Pangkat Letkol Tituler Deddy Corbuzier Salah Kaprah

Khairul Fahmi, Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) (Foto: Dok. Istimewa)

Khairul Fahmi, Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) (Foto: Dok. Istimewa)

SRIWIJAYADAILY, Jakarta – Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai pemberian pangkat letnan kolonel (letkol) tituler kepada publik figur Deddy Corbuzier tidak tepat dan salah kaprah. Dia mempertanyakan kontribusi Deddy Corbuzier untuk TNI dan negara.

“Yang dimaksud dengan pangkat tituler adalah pangkat yang diberikan kepada warga negara yang sepadan dengan jabatan keprajuritan yang dipangkunya, serendah-rendahnya letnan dua. Setelah yang bersangkutan tidak lagi memangku jabatan keprajuritan, maka pangkat yang bersifat tituler dicabut. Itu bunyi penjelasan Pasal 5 ayat (2) PP 39/2010 tentang Administrasi Prajurit TNI,” kata Khairul kepada wartawan, Senin (12/12/2022).

Menurutnya, pemberian pangkat tituler memang diatur dalam undang-undang. Namun tak bisa diberikan begitu saja. “Pangkat tituler memang diatur. Tapi bukan berarti dapat diberikan dengan mudah,” sambung dia.

Khairul lalu mengungkap dua warga sipil yang mendapat pangkat tituler, yakni komponis Idris Sardi dan Sejarawan UI Profesor Nugroho Notosusanto. Alasan pemberian pangkat tituler pada keduanya karena kontribusinya pada TNI.

“Beberapa tahun lalu, almarhum Idris Sardi, seorang komponis besar Indonesia, mendapat pangkat tituler. Itu terkait dengan tugasnya memimpin dan membina Korps Musik TNI. Pangkat diberikan karena dia harus memimpin dan mengendalikan sejumlah prajurit,” ujarnya.

“Begitu pula pangkat Brigadir Jenderal Tituler yang diberikan pada Sejarawan UI, Profesor Nugroho Notosusanto. Pangkat diberikan karena beliau mendapat tugas memimpin Pusat Sejarah TNI dan menyusun sejarah nasional Indonesia merdeka. Hingga akhirnya menjadi Rektor UI serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,” lanjut Khairul.

Setelah tugas yang diemban selesai, lanjut Khairul, pangkat tituler copot secara otomatis dari kedua tokoh tersebut. “Jadi, hak dan kewenangan disesuaikan dengan pangkat yang diberikan. Ketika bertugas, hukum militer juga melekat. Setelah tugas yang diemban selesai, pangkat titulernya diakhiri dan status sipil pulih sepenuhnya,” terang dia.

Baca :  Babinsa Koramil 01/Suak Kandis Ikuti Sosialisasi Posko Operasi Pembasahan Gambut

Khairul kemudian mempertanyakan kontribusi Deddy Corbuzier, sehingga mendapatkan pangkat letkol tituler. Dia mendesak agar alasan diungkap dengan jelas.

“Merujuk pada ketentuan dan kisah di atas, muncul pertanyaan, Deddy Corbuzier mengemban tugas apa di lingkungan Kemhan-TNI yang sampai mengharuskan dia menyandang pangkat tituler?” ucapnya.

Dia menegaskan pemberian pangkat tituler tak bisa suka-suka. Apalagi diberikan dengan main-main.

“Ini harus jelas. Pangkat tituler bukan hal main-main atau bisa diberikan suka-suka. Kalau tidak, mengapa menteri atau pejabat Kementerian Pertahanan yang berasal dari sipil dan non ASN seperti para staf khusus menteri tidak mendapat pangkat tituler?” tanya Khairul.

“Apakah tidak cukup dengan status sebagai pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil atau sebagai profesional yang dipekerjakan oleh pemerintah, misalnya?” lanjutnya.

Khairul berpendapat pemberian pangkat pada Deddy membuat kesan pangkat tituler murahan. Menurutnya, pangkat tituler bukan hanya sekadar penghargaan, tapi ada konsekuensi dan tanggung jawab yang melekat terkait pemberian pangkat tersebut.

“Ini kesannya kok pangkat tituler jadi murah dan mudah diberikan. Padahal pangkat tituler bukan bentuk penghargaan. Ada konsekuensi peran dan tanggungjawab yang melekat pada pangkat itu,” ucapnya.

Lebih lanjut, Khairul meminta Kementerian Pertahanan (Kemhan) memberikan penjelasan ke publik terkait pemberian pangkat itu. Terutama penjelasan terkait tugas yang akan diberikan sehingga menilai Deddy layak mendapat pangkat itu.

Baca :  Cegah Stunting, Satgas Yonif Raider 142/KJ Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Anak Papua

“Jadi bukannya tidak boleh diberikan. Kita hanya butuh penjelasan, apakah tugas yang diberikan pada Deddy Corbuzier memang membuatnya layak menyandang pangkat Letnan Kolonel Tituler? Atau bahkan apakah membuatnya layak dimiliterisasi?” ucapnya.

Menurutnya, pemberian pangkat tituler ke Deddy Corbuzier itu kurang tepat dan salah kaprah. Khairul mengatakan status Deddy Corbuzier sebagai duta komcad juga tidak bisa menjadikan dasar pemberian pangkat itu.

“Saya kira pemberian pangkat tituler itu justru kurang tepat. Kalau merujuk keterangan Kementerian Pertahanan, Deddy ditunjuk menjadi Duta Komcad dan melakukan kampanye promosi di media sosial, sebagaimana kompetensinya,” ucapnya.

“Menurut saya, pemberian pangkat itu justru bentuk distorsi dan salah kaprah. Komponen Cadangan adalah wujud peran serta warga negara dalam bela negara dan implementasi sistem pertahanan semesta,” lanjut Khairul.

Khairul menilai tak tepat jika Kemhan melakukan promosi penggalangan Komcad dengan memiliterisasi sosok Deddy Corbuzier.

“Promosi Komcad mestinya bukanlah kampanye militerisme, seperti ditunjukkan dengan ‘militerisasi’ seorang Deddy Corbuzier. Jadi, bagaimana tujuan bisa tercapai jika langkah awal pemerintah melalui Kementerian Pertahanan sudah keliru?” tambah Khairul.

Menurut Khairul, tidak ada kaitan antara status Deddy sebagai duta Komcad, dengan pemberian pangkat tituler. Menurutnya, Deddy hanya melakukan promosi terkait komcad, tidak ikut dalam kegiatan militer.

“Bahkan menurut saya, argumen Kemenhan cenderung mengada-ada. Tidak ada relevansi pengangkatan duta komcad dan tugasnya mempromosikan komcad di media sosial dengan pangkat tituler yang diberikan. Tanpa harus menyandang pangkat tituler, dia tetap bisa berperan optimal kok sebenarnya,” ucapnya.

Baca :  Kasrem 042/Gapu Buka Latihan dan Pembentukan TRC Satgas Karhutla Provinsi Jambi 2023

“Beda dengan waktu Idris Sardi dan Prof Nugroho Notosusanto atau sejumlah penerima pangkat tituler lainnya yang tugas dan posisinya jelas membutuhkan kapasitas untuk bisa memberi perintah, berkoordinasi dan mengendalikan para personel di bawah pimpinannya,” lanjut Khairul.

Sebelumnya, Prabowo memberikan pangkat Letnan Kolonel Tituler Angkatan Darat kepada Deddy. Prabowo mengatakan pangkat tersebut disahkan juga oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto(kiri) dan Deddy Corbuzier (kanan)/ FOTO : IST

Pangkat tituler adalah gelar kehormatan yang diperoleh tanpa menjalankan tugas jabatan sebagai yang tersebut pada gelarnya, demikian menurut ‘Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V’. Deddy menyampaikan ucapan terima kasih kepada TNI atas penghargaan pangkat yang diberikan kepadanya.

“Terima kasih untuk keluarga besar TNI dan Kemhan atas penghargaan dan kepercayaan tertinggi ini untuk saya. Ini juga artinya mengawali perjalanan baru bagi saya untuk mengemban tugas dan tanggung jawab pada NKRI secara bersih dan tidak memihak kecuali pada Pancasila,” ujarnya.

Deddy berharap ke depan bisa memberi gagasan untuk masyarakat dan bangsa. Dia menyampaikan pangkat letkol tituler juga pernah diberikan kepada almarhum Idris Sardi.

“Mudah-mudahan dengan hadirnya saya di keluarga besar TNI bisa lebih memberikan warna baru dan gagasan gagasan untuk rakyat, bangsa, dan negara. Juga sebagai Duta Komcad mampu membawa rakyat bersama membela bangsa. Pangkat Tituler sebelumnya pernah diberikan untuk almarhum Idris Sardi pada tahun 1996,” imbuhnya. (**)

Artikel ini telah tayang pada detiknews dengan judul, “Pangkat Letkol Tituler untuk Deddy Corbuzier Dinilai Salah Kaprah”

Share :

Baca Juga

Warta TNI

Primkopad Kartika Jaya Korem 045/Gaya Gelar RAT Tutup Buku TA 2021

Warta TNI

Kodim 1701/Jayapura Ikut Menanam 500 Mangrove Di Teluk Youtefa

Warta TNI

Lebih Dekat Dengan Warga, Prajurit Ksatria Sungai Musi Lakukan Safari Sholat Jumat

Warta TNI

Kodam XVII/Cenderawasih Terima Bintara Otsus Bertugas Di Wilayah Papua

Warta TNI

Pasiterdim 0415/Jambi Ikuti Vicon Vaksin Serentak Indonesia Dengan Wakapolri

Warta TNI

TNI – Polri Bersama Warga Musnahkan 2760 Botol Miras di Jalan Trans Jayapura-Wamena

Warta TNI

Di Warung Kopi Babinsa Gunakan Kesempatan Berkomunikasi Dengan Warganya

Warta TNI

Satgas Yonif Mekanis 521 Laksanakan Patroli Simpatik Di Intan Jaya