Sambut HUT Ke 77, Persit KCK Koorcab Rem 042 Gelar Ziarah Rombongan Di TMP Satria Bhakti Babinsa Koramil 03/MT Hadiri Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi DPHP Pemilu 2024 Komsos di Bulan Puasa, Babinsa Jalin Silaturahmi Dengan Warga Ramadan Penuh Berkah, Korem 043/Gatam Bagikan Takjil Gratis Peduli Sesama Jelang Buka Puasa, Pomdam II/Sriwijaya Dan Jajarannya Bagikan Takjil Kepada Masyarakat

Home / Nasional

Sabtu, 6 November 2021 - 10:27 WIB

Perubahan Iklim Jadi Ancaman Lebih Seram dari Pandemi Covid-19

Foto: REUTERS/HANNIBAL HANSCHKE

Foto: REUTERS/HANNIBAL HANSCHKE

SRIWIJAYADAILY

Perubahan iklim jadi ancaman yang disebut lebih seram dari pandemi Covid-19. Kabarnya juga bisa membuat Asia bisa terendam karena ada kenaikan air laut.

Ini terlihat dalam laporan Environmental Research Letters yang dipublikasikan beberapa waktu lalu. Menurut para peneliti air laut akan naik dalam waktu berabad-abad mendatang. Kota-kota akan terendam air laut nantinya, dikutip dari AFP, Jumat (5/11/2021).

“Sekitar lima persen dari populasi dunia saat ini tinggal di daratan di bawah permukaan laut, di mana tingkat air pasang diperkirakan akan meningkat karena karbon dioksida yang telah ditambahkan ke atmosfer oleh aktivitas manusia,” kata penulis utama laporan yang juga merupakan CEO dan kepala ilmuwan dari Climate Central, Ben Strauss.

Baca :  HPN 2023 : Ekspedisi Geopark Kaldera Toba, Pers Turut Menjaga Warisan Dunia

Salah satu wilayah yang akan mendapat dampak buruknya adalah Asia. Benua itu menyumbang sembilan dari 10 kota besar dengan risiko tinggi.

Sejumlah wilayah di Asia masuk dalam risiko terbesar. Misalnya rumah untuk setengah populasi Bangladesh dan Vietnam ada di bawah garis pasang tinggi dalam jangka panjang, bahkan untuk dunia. Ada juga wilayah China, India dan juga Indonesia yang menghadapi ancaman serupa.

Baca :  PPKM di Indonesia Resmi Dicabut

Ancaman kenaikan permukaan laut dan risiko pada wilayah tersebut terjadi hingga akhir abad ini. Tercatat kenaikan air laut berkisar setengah meter hingga dua kali lipat. Namun itu bergantung pada seberapa cepat berkurangnya polusi karbon.

Air laut juga tetap akan naik setelah tahun 2100. Sebab akan diisi oleh lapisan es yang mencair, panas yang terperangkap di laut, hingga dinamika air memanas. Ini bahkan terjadi saat penurunan emisi gas rumah kaca diturunkan.

Baca :  Shin Tae Yong Panggil 30 Pemain Timnas U-20 Jalani TC untuk Piala Asia 2023

Menurut Strauss, konsentrasi karbon dioksida (CO2) sekarang 50% lebih tinggi dari tahun 1800. Sementara suhu rata-rata permukaan Bumi juga terus meningkat 1,1 derajat celcius.

Strauss mengatakan, dengan fakta ini air laut bisa naik hingga dua meter. Namun memang belum diketahui kenaikan itu membutuhkan waktu berapa lama untuk bisa terjadi.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di cnbcindonesia.com dengan judul ‘Ada Ancaman Lebih Seram dari Covid, Asia Bisa Terendam Laut!’

Share :

Baca Juga

Nasional

Hadiri KTT ASEAN-AS, Presiden Bertolak ke AS

Nasional

Pasca Tragedi di Malang, Presiden FIFA Gianni Infantino Bertemu Presiden Indonesia Joko Widodo

Nasional

Ways to Have Successful Husband and Wife Relations

Nasional

Sebanyak 11 Ribu Pengunjung Padati Paviliun Indonesia di Expo 2020 Dubai

Nasional

Kapolri Puji Keberanian La Ode Kritik Polri Dalam “Bhayangkara Mural Festival 2021”

Nasional

Pasca Penangkapan Kapal Bermuatan Nikel, TNI AL Lanjutkan Pemeriksaan

Nasional

Bantu Ukraina, Jerman Akan Kirim Ribuan Anti Tank dan Ratusan Rudal

Nasional

Bulog Siap Jadi Operator Badan Pangan Nasional