SRIWIJAYADAILY
Peduli kepada masyarakat dan lingkungan, terus menjadi perhatian Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 711/Rks dalam kegiatan pembinaan teritorial, kali ini diwujudkan melalui pemberian pelayanan kesehatan pengobatan gratis kepada warga masyarakat binaan yangg ada di Kampung Wonorejo, Distrik Menem, Kab. Keerom, Kota Jayapura. Jumat (14/01/2022).
Berbekal dengan perlengkapan dan obat-obatan yang sudah disiapkan, semua Pos jajaran Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 711/Rks melaksanakan program pelayanan kesehatan gratis kepada warga masyarakat yang berada di wilayah perbatasan RI PNG Papua.
Letda Ckm Yudha Pratama selaku Dantokes Pos Kout Pir IV Satgas Pamtas RI PNG Yonif 711/Raksatama mengungkapkan melihat terbatasnya fasilitas dan tenaga kesehatan yang ada serta kondisi geografis di daerah penugasan membuat Prajurit Satgas Yonif 711/Rks tergerak untuk melakukan tindakan kemanusiaan melalui pelayanan kesehatan pengobatan gratis ke masyarakat.
“Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 711/Rks telah berkomitmen untuk senantiasa memberikan pengabdiannya kepada warga masyarakat, terlebih dalam bidang kesehatan masyarakat, itu menjadi salah satu prioritas utama,” jelas Letda Ckm Yudha Pratama. Dikutip melalui keterangan tertulis Pendam XVII/Cenderawasih.
“Semoga dengan adanya pelayanan kesehatan yang ada di masing-masing Pos ini dan pemberian bantuan-bantuan lain yang telah diberikan baik materiil maupun non materiil, masyarakat dapat merasakan manfaat kehadiran Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 711/Rks,” tambah Dantokes Letda Ckm Yudha Pratama.
Semantara itu salah satu warga yang melaksanakan pemeriksaan kesehatan yaitu Ibu Stevani (59) mengukur tensi darah dan melaksanakan perawatan luka anaknya Iwan (5) yang mengalami luka di kakinya.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak TNI yang telah membantu layanan kesehatan secara gratis. Pelayanan ini saya gunakan sebaik mungkin untuk mengecek kesehatan sekeluarga,” ucap ibu Stevani.
“Saya berharap layanan kesehatan gratis diberikan Satgas Yonif 711/Rks ini dapat peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di perbatasan Papua,” harap ibu Stevani. (**)