Papua, sriwijayadaily.co.id – Kodam selalu memberikan pelayanan terhadap seluruh masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di wilayah dengan pendekatan-pendekatan yang bisa diterima oleh masyarakat Papua.
Hal tersebut disampaikan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan, M.Han., saat menerima kunjungan silaturahmi Audiensi dari Forum Gerakan Membela (Gembala) Hak Orang Asli Papua, bertempat di Makodam XVII/Cenderawasih, Jayapura, Papua, Rabu (8/5/2024).
Dikutip dari keterangan tertulis Kapendam XVII/Cen Letkol Inf Candra Kurniawan, bahwa kegiatan tersebut Pangdam didampingi Asisten Teritorial (Aster) Kasdam XVII/Cen Kolonel Inf Rudianto, sedangkan dari pihak Forum Gerakan Membela (Gembala) Hak Orang Asli Papua selain Ketua Othis Suwae juga didampingi Edward Apaseray, Astrid Taime, Renould dan Ansalmus Toto.
Pada kesempatan tersebut, Pangdam menyampaikan rasa senangnya telah mendapat kunjungan dari Ketua Forum Gerakan Membela Hak Orang Asli Papua bersama pengurusnya.
Pangdam juga mengatakan bahwa “TNI Angkatan Darat selalu bersama dengan masyarakat dan membantu apa yang ada permasalahan yang ada di masyarakat kita bisa ada disitu, karena TNI AD bersatu, bersama dengan masyarakat.
“Papua adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan masyarakatnya mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan warga Negara Indonesia lainya. Masyarakat di Papua sangat mengharapkan perdamaian, kesejahteraan untuk itu harus membantu semua kesulitan masyarakat, membantu proses percepatan pembangunan yang ada di Papua, khususnya membantu Pemerintah Daerah, termasuk menjaga kedaulatan NKRI.”
“Bersama semua pihak, Kodam XVII/Cenderawasih terus berupaya untuk mensejahterakan masyarakat di wilayah Papua dengan tidak meninggalkan kearifan lokal,” kata Pangdam.
Sementara itu, Ketua Forum Gerakan Membela (Gembala) Hak Orang Asli Papua Othis Suwae menyampaikan bahwa beberapa waktu lalu pada tanggal 1 Mei 2024 dari Forum Gerakan Membela (Gembala) Hak Orang Asli Papua sudah mengibarkan Bendera Merah Putih sebanyak 50 bendera di sekitar Tugu Pepera.
“Kegiatan pengibaran Bendera Merah Putih dilakukan agar masyarakat Papua mengetahui bahwa Papua ini merupakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” pungkas Othis Suwae.**