Sambut HUT Ke 77, Persit KCK Koorcab Rem 042 Gelar Ziarah Rombongan Di TMP Satria Bhakti Babinsa Koramil 03/MT Hadiri Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi DPHP Pemilu 2024 Komsos di Bulan Puasa, Babinsa Jalin Silaturahmi Dengan Warga Ramadan Penuh Berkah, Korem 043/Gatam Bagikan Takjil Gratis Peduli Sesama Jelang Buka Puasa, Pomdam II/Sriwijaya Dan Jajarannya Bagikan Takjil Kepada Masyarakat

Home / Nasional

Minggu, 31 Oktober 2021 - 23:58 WIB

Mengenal Kesenian Rontek Pacitan

SRIWIJAYADAILY

Pernah mendengar budaya Rontek? Seni budaya yang satu ini terbilang kurang akrab di telinga umum. Rontek merupakan kesenian dari Desa Pelem, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Desa ini punya grup Rontek namanya Raung Bambu.

Kesenian yang pernah menjuarai Festival Rontek Pacitan pada 2018 itu terpilih menjadi salah satu pengisi dalam Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2021.

PKN merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek.

Pengasuh Rontek Raung Bambu Pringkuku, Deasylina Da Ary mengatakan kesenian ini mengangkat filosofi hubungan petani dengan simbol kesejahteraan yaitu dewi padi.

Rontek merupakan kesenian khas Kabupaten Pacitan. Rontek berasal dari kata Ronda dan Thethek. Menurut kamus Bausastra kata “Rontek” adalah panji-panji, bendera kecil berlandaian tombak. Sedangkan ronda” adalah kegiatan berjalan berkeliling untuk menjaga keamanan;
berpatroli dan “Thethek” adalah meronda sambil memukul tongtong.

Baca :  Delapan Parpol Bertemu, Tolak Pemilu Proporsional Tertutup

Secara bebas, rontek bisa dimaknai sebagai aktivitas masyarakat meronda sambil memukul thethek. Awal mula Rontek merupakan aktivitas masyarakat Pacitan yang sedang ronda malam dengan menggunakan alat kentongan bambu atau oleh masyarakat setempat disebut Thethek.

Kentongan (Thektek) terbuat dari potongan bambu
dengan panjang kurang lebih 50 cm. Rontek sudah ada sejak dahulu, tetapi pada saat itu hanya difungsikan sebagai alat untuk memberikan pertanda dan membangunkan orang tidur.

Dalam perjalanannya, Rontek tak hanya kentongan tapi juga dilengkapi dengan instrumen-instrumen lain. Perbedaan instrumen ini mencerminkan harmonisasi yang sangat kuat.

Selain instrumen yang beragam, dalam penampilannya juga ada tarian.

Tema PKN

Pada Pekan Kebudayaan Nasional tahun ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, mengusung tema “Cerlang Nusantara, Pandu Masa Depan.”

PKN tahun 2021 kali ini berusaha mengajak masyarakat untuk kembali mengenali jati diri dan khazanah budaya bangsa sebagai suatu aset. Dari aset tersebut, lalu diadaptasi menjadi cara hidup yang kekinian untuk menjawab tantangan dari perkembangan dan perubahan zaman. Tema ini dimaksudkan untuk menjawab tantangan utama yang ada di masa sekarang, yaitu gaya hidup.

Baca :  Menteri Komunikasi Malaysia : Hadapi Ancaman Global, Penting Interaksi Wartawan Malaysia-RI

Menurut Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, PKN 2021 hadir untuk mengawali perubahan gaya hidup. Perubahan tersebut dilakukan dengan memutar haluan dari segala cara hidup lama yang tidak berkelanjutan, untuk memukan arus kebudayaan dari bawah yang akan melontarkan ke masa depan, dan maju ke cara hidup baru yang berkelanjutan.

“Kebudayaan bisa jadi pandu menuju normal baru. Kebudayaan Nusantara telah dihasilkan lewat praktik sosial selama ribuan tahun dan terbukti membuat kita bertahan hingga hari ini. Ke sana kita perlu menengok untuk mencari jalan keluar dari dilema hari ini,” ujar Hilmar, pada peluncuran PKN 2021 secara daring.

Baca :  Shin Tae Yong Panggil 30 Pemain Timnas U-20 Jalani TC untuk Piala Asia 2023

Pola konsumsi masyarakat saat ini, kata Hilmar, sudah sangat berlebihan. Pola konsumsi masyarakat yang berlebihan ini ikut membentuk pola produksi yang tidak berkelanjutan. “Untuk menuju ke pola konsumsi yang berkelanjutan, tahun ini program-program PKN disusun dengan berdasarkan pada sandang, pangan, dan papan, sebagai hal fundamental dalam kehidupan masyarakat,” kata dia.

Penyelenggaraan PKN sebagai pergelaran berbasis budaya di tengah-tengah situasi pandemi diharapkan dapat memastikan nyala api dan semangat kebudayaan tetap terjaga di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Melalui berbagai program PKN masyarat diharapkan dapat menemukan kembali kekayaan sandang, pangan, dan papan, untuk menjawab tantangan kehidupan di masa mendatang.

Penyelenggaraan PKN 2021 yang akan berlangsung dari tanggal 19 sampai dengan 26 November 2021. (*)

Share :

Baca Juga

Nasional

New Car Technology May Take The Wheel out of Human Hands

Nasional

Ibu Negara Iriana Joko Widodo Buka Program PKW Tekun Tenun Indonesia 2022

Nasional

Ny. Erni Teguh Muji Angkasa Dikukuhkan Sebagai Ibu Raksakarini Sri Sena XVII/Cenderawasih

Nasional

PON Papua Ditutup, Sampai Jumpa Lagi di Ufuk Barat

Nasional

Dijabat Jenderal Andika, Ketua DPD RI Berharap TNI Semakin Profesional dan Diperhitungkan

Nasional

Kemendikbudristek Luncurkan Merdeka Belajar 18 Dana Indonesiana

Nasional

Kementan Genjot Produksi Daging Sapi Nasional

Nasional

Online dating service Reviews – The Best Dating Sites in 2022