SRIWIJAYADAILY.CO.ID- Awal tahun 2024, Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh dilanda banjir cukup dahsyat dan longsor. Banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Batang Merao ini merendam ribuan rumah.
Tidak hanya pemukiman di bantaran sungai, banjir meluas ke sejumlah pemukiman yang selama ini aman dari banjir.
Berdasarkan data dari BPBD kabupaten Kerinci, bencana banjir dan longsor di Kerinci dan Sungai Penuh ini menyebabkan 1.633 rumah di 37 desa dan 9 kecamatan terendam. Lokasi paling parah terjadi di kecamatan Depati Tujuh, yakni 13 desa.
Sedangkan longsor terjadi di 5 titik di kecamatan Batang Merangin, yakni di Desa Pematang Lingkung, Lubuk Paku, Pasar Tamiai, Seberang Merangin dan desa Sungai Pegeh kecamatan Siulak.
Sedangkan data yang diperoleh dari Dinas PUPR Kerinci, Longsor terjadi di 8 titik. 2 titik diantaranya jalan Nasional Lubuk Nagodang. Kemudian, di Siulak deras 1 titik, Ujung Ladang 1 titik, Sungai Batu Gantih 1 titik, Pungut Mudik 1 titik, Sungai Dedap 1 titik, Gebing Tinggi 1 titik, dan di Sungai Dalam, Kecamatan Kayu Aro.
Selama dua hari berturut-turut Dinas PUPR Kabupaten Kerinci turun ke lapangan dan mengerahkan 3 alat berat untuk menangani material longsor.
Kepala Dinas PUPR Kerinci, Maya Novefri mengatakan dirinya terjun langsung ke lapangan untuk mengawasi pembersihan material longsor.
” Ada 8 titik sudah dibersihkan dengan alat berat. Sejak (Minggu malam) hingga malam ini (Senin malam) tanah longsor sudah dibersihkan dengan 3 alat berat. Sekarang lagi rolling alat berat untuk disiagakan,”jelasnya.
Sedang di kota Sungai Penuh, Informasi yang diperoleh, Kecamatan yang terkena dampak banjir yakni Kecamatan Tanjung Rawang, Koto Baru, Tanah Kampung dan kecamatan Kumun Debai.
Sejumlah desa di kabupaten Kerinci dan kota Sungai Penuh dilaporkan terisolir akibat banjir besar. Warga tidak bisa keluar dari rumah dan harus dievakuasi. Di Sungai Penuh, lokasi terparah terjadi di Desa Tanjung karang, Tanjung Bunga,Tanjung Muda. Sedangkan di Kerinci, daerah terparah di Desa Lubuk Suli, Ladeh, dan beberapa desa di dekat Sungai Batang Merao
Bukan hanya pemukiman, banjir juga merendam dua jalan utama menuju ke pusat kota Sungai Penuh. Yakni jalan lintas Tanah Kampung dan jalan Tanjung Pauh. Hingga Senin (1/2.2023), kedua ruas jalan utama itu lumpuh total akibat genangan air yang cukup tinggi.
Pantauan di lapangan, antrean kendaraan di ruas jalan Debai-Tanjung Pauh mencapai 1 kilometer. Motor yang nekat melintasi banjir pun mogok, karena ketinggian air mencapai 1 Meter.
“Banjir lah makin parah di kabupaten Kerinci dan Sungai Penuh. Jalan pun dak bisa dilewati lagi. Ini termasuk banjir yang paling parah,”ungkap Kadri, salah seorang warga.
Bahkan ada warga Sungai Penuh yang yang terperangkap di dalam rumah, karena ketinggian air yang sangat dalam. Sehingga membutuhkan evakuasi cepat.
Informasi yang diperoleh, ada 5 orang warga Sungai Penuh yang berada di Cafe Elegan dekat Tanah Kampung terperangkap tak bisa keluar. Mereka terjebak banjir.
“Ada 5 orang terjebak di Cafe Elegan dekat Tanah Kampung. Mereka terjebak banjir, tidak bisa keluar, butuh bantuan, ” kata Eni, warga Sungai Penuh.
Bagian Humas Polres Kerinci Endriadi membenarkan informasi itu setelah komunikasi langsung dengan pemilik Cafe Elegan, Wawan. Namun 5 warga yang terjebak tersebut dalam kondisi aman. Polres Kerinci juga akan membantu evakuasi.
“Untuk sementara kondisinya aman di dalam rumah ada 5 orang, namun kita akan menurunkan tim untuk melakukan evakuasi, ” ujarnya.
Kemudian, ratusan warga di sejumlah Desa di Kecamatan Hamparan Rawang, Kecamatan Tanah Kampung terpaksa mengungsi, karena rumah mereka sudah tak bisa ditempati.
“Rumah kami terendam. Kami malam pindah ke rumah keluarga untuk tidur, banyak juga warga tidur di pos ronda, “kata Arial, warga Desa Tanjung Kecamatan Hamparan Rawang.
Kondisi yang sama juga terjadi di Kubang, Kecamatan Depati Tujuh. Warga yang terisolir pun terpaksa bertahan dalam rumah dengan kondisi stok makanan yang terbatas.
“Sudah Dua hari kami bertahan di banjir ini. Stok makanan sudah habis, beras yang kami simpan di rumah sudah terendam air dan basah. Bahan makanan lain pun juga sudah rusak terendam banjir,”ungkap Dedi, warga Kubang.
Dia berharap kepada Pemerintah untuk memperhatikan masyarakat yang terjebak dengan banjir di rumahnya.
“Semoga ada kepedulian pemerintah untuk menyalurkan bantuan sementara dulu bagi kami yang masih bertahan dirumah ini,”harapnya.(*)